Kudsi

AKIDAH LEVEL 1

Syarat Kedelapan: Jujur

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ، إِلَّا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ
Tidak ada seorang pun yang bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah secara jujur dari hatinya, maka akan Allah haramkan dirinya dari neraka. [Muttafaqun ‘alaih].

Ini adalah syarat terakhir, yang sangat menentukan; apakah ia termasuk kelompok yang benar dalam mengucapkannya, atau termasuk kelompok yang dusta atau pura-pura?

 

Mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan benar berarti mengetahui makna dan hakikatnya, kemudian meyakininya tanpa keraguan. Kebenaran ucapan itu dibuktikan dengan menerima kewajiban dan tuntutan Laa ilaaha illallah dengan penuh ketundukan dan kepasrahan. Ketaatan dan ibadah yang dilandasi ketundukan dan kepasrahan itu selalu terjaga kemurniannya dari syirik, thaghut, dan kekafiran.

 

Bila salah satu dari kriteria di atas tidak ada atau gugur, maka ucapan Laa ilaaha illallah tersebut tidak ada manfaatnya, karena itu adalah ucapan dusta yang akan menyesarakan orang yang mengucapkannya. Perlu diingat, syarat-syarat di atas ibarat gerigi kunci, selamanya kita tidak akan pernah bisa membuka dengan kunci tanpa gerigi, atau kunci dengan gerigi yang tidak sempurna.