Kudsi

AKIDAH LEVEL 1

Syirik Khafi [Yang Samar]

 

Syirik jenis ini, sering menjangkiti niat dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Tiada yang lebih aku takutkan menimpa kalian daripada syirik asghar. Para sahabat bertanya, “Apakah syirik asghar itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” [HR. Ahmad, sahih].

 

Contoh dari syirik khafi adalah riya’ dan sum’ah.

 

Riya’ adalah mengerjakan ibadah karena ingin dilihat dan kemudian dipuji, sedangkan sum’ah adalah melakukan ibadah karena ingin didengar dan kemudian dipuji. Jadi riya’ dan sum’ah tujuan keduanya sama, yaitu ingin dipuji ketika beribadah.

 

Ada catatan yang perlu diperhatikan terkait riya’ dan sum’ah, bila keduanya banyak dan dominan dalam niat, serta menjadi pendorong dalam melakukan ibadah, artinya kalau tidak dilihat atau didengar orang, ia tidak akan melakukan ibadah.

 

Maka riya’ dan sum’ah seperti ini dikhawatirkan menjadi sifat nifaq [kemunafikan] yang menghapuskan pahala. Karena yang dimaksud dengan syirik asghar khafi adalah riya’ dan sum’ah yang sedikit, yang datang tiba-tiba, dan bukan menjadi pendorong dalam melakukan ibadah.

 

Meskipun syirik terbagi menjadi dua seperti penjelasan di atas, namun seorang muslim akan selalu berhati-hati agar tidak tergelincir ke dalamnya. Ia tidak akan menganggap remeh syirik asghar dan selalu beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala dari segala macam syirik, baik akbar atau asghar, yang tampak atau yang tersembunyi.